Minggu, 14 Januari 2018

TIPOLOGI BANGUNAN COUNTRY HOUSE

PERTEMUAN KE
:5,6
TUJUAN INSTRUKSIONAL
: Mahasiswa dapat mengetahui tipe-tipe bangunan dan dapat memahami perbedaan fungsi dan style/gaya bangunan
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
: Mahasiswa dapat mengetahui arti dan pentingnya mempelajari style/gaya bangunan (country, mediteranean dan minimalis)



COUNTRY


Country house atau rumah gaya pedesaan merefleksikan rumah-rumah di pedasaan yang dekat dengan alam. merupakan perpaduan eklektik dari bahan-bahan alami, furnitur fungsional dan warna-warna bersahaja nan lembut.



Rumah gaya ini sangat tepat untuk mendapatkan kenyamanan dan menjadi solusi tepat jika anda menghendaki  suasana yang bersahaja dan ramah.
Gaya country semakin sempurna jika ditunjang dengan lansekap yang luas dan asri.
Pada umumnya, gaya ini memadukan materi-materi antik yang berkenang, furniture yang cute dan menyenangkan dan kain-kain berbahan dan bermotif alami.
Eksterior 
rumah bergaya country disajikan dengan dimensi ovrstek yang lebar meneduhi jendela dan pintu masuk. Teras yang luas di bagian depan dan belakang yang seringkali dilengkapi dengan furniture untuk duduk santai. Massa bangunan umumnya melebar atau memanjang.

Interior
untuk interior biasanya ruang dibuat menyambung tanpa sekat masih agar lebih luas dan transparent, langit-langit mengekspos struktur atap. Sistim sirkulasi udara sangat
mengutamakan peran alam dengan membuat jendela yang agak besar dan banyak.

- furnitur kayu banyak ditemui pada gaya country, pilih kayu dengan warna yang lebih gelap untuk mendapatkan tampilan yang lebih tradisional atau warna-warna pastel cerah untuk sentuhan country modern. furnitur lama tetap dipakai selagi masih bagus, bisa hanya diganti finishingnya untuk berkesan baru.
- lantai-lantai alami dengan warna-warna alam yang lembut. misalnya kayu pinus, tegel terakota atau batu.
- kain perca,sulaman, tenun dan katun motif floral semuanya mendukung gaya ini.
Rumah dengan gaya arsitektur country adalah gaya arsitektur yang merefleksikan rumah-rumah di pedasaan yang dekat dengan alam, dan memeberkan peran pada alam dalam hal sirkulasi udara tata cahaya dan bahan bakunya. Rumah dengan gaya arsitektur country sangat tepat untuk mendapatkan

Rumah konsep tropis di bawah ini dapat digolongkan memiliki gaya country.  Konsep rumah tropis, pada dasarnya adalah adaptasi bangunan terhadap iklim tropis, dimana kondisi tropis membutuhkan penanganan khusus dalam desainnya. Pengaruh terutama dari kondisi suhu tinggi dan kelembaban tinggi, dimana pengaruhnya adalah pada tingkat kenyamanan berada dalam ruangan.   Tingkat kenyamanan seperti tingkat sejuk udara dalam rumah, oleh aliran udara, adalah salah satu contoh aplikasi konsep rumah tropis.  Meskipun konsep rumah tropis selalu dihubungkan dengan sebab akibat dan adaptasi bentuk (tipologi) bangunan terhadap iklim, banyak juga interpretasi konsep ini dalam tren yang berkembang dalam masyarakat; sebagai penggunaan material tertentu sebagai representasi dari kekayaan alam tropis, seperti kayu, batuan ekspos, dan material asli yang diekspos lainnya.


Gaya arsitektur mediteranian diinspirasi dari bangunan yang ada di Italia dan Spanyol. Gaya arsitektur mediteranian memiliki ornament yang lebih sederhana, memberikan kesan yang mengutamakan kenyamanan.


GAYA MINIMALIS

Rumah minimalis adalah sebuah gaya arsitektur bangunan yang tengah menjadi tren di metropolitan. Gaya rumah minimalis, yang sedang digandrungi saat ini, adalah termasuk gaya modern saduran dari luar negeri. Namun ternyata, di Indonesia kita sering mendapati gaya minimalis dipadukan dengan unsur-unsur ‘lokal’. Minimalis adalah pola berpikir, bekerja, dan suatu cara hidup. Sebuah cara pandang baru dalam melihat desain sebagai refleksi cara hidup masyarakat urban yang serba praktis, ringan, efisien, dan penuh kesederhanaan.


Rumah minimalis pun hadir dengan unsur-unsur lokal dan karakter yang lebih jelas (bentuk dan ruang geometris, sederhana), lebih baik (kokoh), dan lebih kuat dengan ruang- ruang yang kosong (sedikit ornamen dan perabotan). Untuk unsur-unsur lokal bisa dilihat dari penggunaan batuan ekspos yang digunakan pada bagian eksterior bangunan (luar), meskipun banyak juga orang yang menyukai unsur batuan ini hadir didalam interior rumah. Prinsipnya semakin sederhana, maka kualitas desain, ruang yang ada, dan penyelesaian bidang struktur harus semakin lebih baik.

DESAIN
Rumah minimalis juga menekankan bentuk desain yang lugas, polos, sederhana, tidak rumit, kompak, dan efisiensi ruang. Mahal murah suatu bangunan sangat ditentukan oleh pemakaian bahan material yang digunakan dari desain yang diusulkan. Namun perlu dicatat terlalu minimalis akan menjadi steril, tunggal rupa, dan cenderung membosankan. Untuk itu perlu dipahami bersama bagaimana pengembangan dasar rumah minimalis dalam konteks budaya masyarakat urban kita. Bentuk rumah minimalis tidak selalu harus kotak sederhana, tetapi juga dapat berbentuk platonik geometri menjadi bagian dari lanskap yang “tiba-tiba” muncul ke atas.

“Minimum is ultimate ornament”, minimum menjadi tujuan sekaligus ornamen itu sendiri yang sederhana dan murni (simple and pure). Garis-garis lurus, bidang-bidang datar yang mulus, terkadang kasar, dan pertemuan bidang yang serba siku tegak lurus. Blocking massa, material, pencahayaan, pengulangan, sirkulasi ringkas, optimalisasi multifungsi ruang dan berurut.

Bukan tujuan akhir, namun keindahan rumah minimalis secara optimal terjadi dari kemurnian fungsi itu sendiri. Perabotan rumah mengikuti bentuk dasar geometris bangunan, efisien, dan fungsional saja. Penataan cahaya lampu yang cermat dan berseni (lampu sorot, lampu tanam, lampu gantung, lampu taman) membuat rumah minimalis tampak lebih artistik di malam hari. Pemakaian beragam bahan material seperti kayu, batu bata, batu kali, kaca, beton ekspos, atau baja juga dapat tampil murni. Ekspos dominasi bahan material tertentu akan menghasilkan efek yang berbeda-beda. Desain dan perhitungan struktur yang detail dapat menghemat pemakaian bahan material dengan hasil bangunan tetap optimal.

Penyelesaian mulai dari lantai, dinding, pintu, jendela, lubang angin, skylight, plafon, hingga atap, dengan kombinasi pemakaian bahan secara konsisten. Rangka (beton, baja), dinding (kaca, kayu, beton polos/ekspos, baja, batu kali, batu bata, hebel, batako), pintu dan jendela (kayu, metal), tangga (beton, baja, kayu, fiberglass), skylight (fiberglass), lantai (semen, teraso, keramik, marmer, parquet), plafon (tripleks, gipsum) atau tanpa plafon (beton ekspos, ekspos rangka atap baja, kayu) dan atap (genteng, sirap, baja). Penggunaan warna-warna cerah (merah, oranye, kuning) pada beberapa bidang ekspos akan memperkuat aksen rumah minimalis dan menjadikannya titik pusat perhatian lingkungan.

Rumah minimalis akan terus berkembang seiring dengan kreativitas arsitek, inovasi desain, dan ditunjang kecanggihan teknologi, membuat penampilan rumah minimalis akan selalu hadir dengan terobosan- terobosan baru yang segar, detail yang makin sempurna, dan harga yang semakin terjangkau. Kehadiran rumah minimalis justru menjadi media komunikasi antara arsitektur dan lanskap dengan bentuk kekontrasannya antara alam dan sesuatu buatan manusia (budaya).

TAMAN
Penataan taman bergaya minimalis akan memberikan “roh” kelembutan terhadap kekakuan bentuk bangunan, kekerasan bahan material, dan keselarasan hidup dengan lingkungan teduh sekitar. Kehadiran pepohonan yang rindang, halaman berumput, dan tanaman teduh lainnya memberikan suasana segar dan hidup untuk mengisi “kehampaan” rumah minimalis.
  Pada akhirnya nilai keindahan rumah minimalis tidak lagi mengandalkan ornamen dan obyek artifisial, tetapi lebih bermakna kepada sebuah kejujuran bentuk, fungsi, dan penjiwaan ruang yang diciptakan. Maka tak heran jika kemudian rumah minimalis menjadi pilihan masyarakat urban yang merindukan kejujuran, kesederhanaan, dan kepolosannya.

Dinding ‘garukan’ yang manis untuk rumah ber-gaya ‘minimalis’


Perkembangan Gaya Bangunan

Beberapa tahun terakhir ini marak sekali digunakan istilah rumah minimalis. Masyarakat awam biasanya menggunakan kata ini untuk menunjukkan gaya rumah yang sedang trend saat ini yaitu gaya rumah yang memiliki bentuk sederhana dan bersih dari ornamen-ornamen.

Gaya minimalis memang berasal dari kata minimal. Gaya ini lahir sebagai hasil pemikiran dalam dunia seni yang mulai disebut-sebut sekitar tahun 1950-an. Pada prinsipnya minimalist art adalah sebuah usaha menghadirkan esensi dari sebuah keindahan dengan mengurangi sebanyak mungkin komponen-komponen penghias dari seni yang dimaksud. Bagi penganut seni minimalis, hiasan-hiasan justru akan menyembunyikan keindahan sesungguhnya dari sebuah karya seni.

Perkembangan pemikiran dunia seni selalu mendahului dan mengilhami aliran gaya dalam dunia arsitektur. Ini dapat dimaklumi karena mengadopsi sebuah pemikiran seni dalam arsitektur membutuhkan waktu dan melibatkan banyak sekali pihak. Dunia arsitektur membutuhkan porsi obyektifitas lebih besar dibanding subyektifitas seniman dalam dunia seni.
Selain perkembangan gaya dalam seni, maka gaya dalam arsitektur juga dipengaruhi oleh beberapa faktor lainnya seperti teknologi baik bahan atau material maupun metoda kerja atau konstruksi.

Perubahan budaya dan gaya hidup saat ini juga memberikan pengaruh yang besar terhadap tumbuh kembangnya paham aliran minimalis dalam arsitektur. Saat ini masyarakat perlahan beranjak dari masyarakat tradisional menuju masyarakat modern bahkan hyper-modern. Dahulu, ketika budaya feodal sangat kental dalam kehidupan masyarakat, gaya arsitektur yang berkembang pun adalah gaya yang berkaitan dengan fungsi-fungsi tertentu yang terbatas pada bangunan-bangunan umum yang berkaitan erat dengan kekuasaan.

Sedangkan pada saat ini, terjadi perubahan-perubahan pada struktur masyarakat yang juga berimbas hingga pada unit masyarakat terkecil yaitu keluarga. Jika pada tahun 70/80-an, sebuah rumah lebih banyak menampung kelompok-kelompok keluarga dalam satu atap. Dalam satu rumah terkadang terdapat beberapa kepala keluarga yang masih terhubung dalam ikatan darah (extended family).

Dalam rumah terdapat ayah, ibu dan anak-anak serta kakek dan nenek, bahkan terdapat juga anak-anak yang telah berumah tangga pula. Pembagian kerja dalam rumah tangga seperti itu sangat jelas, bahwasannya tugas mencari nafkah dibebankan ke ayah (kaum bapak) dan tugas domestik yaitu menjaga dan merawat rumah dibebankan ke ibu (atau perempuan).

Kini extended family sudah mulai jarang ditemukan. Keluarga-keluarga kecil sekarang lebih memilih untuk memiliki kehidupan sendiri sebagai keluarga inti, dengan anggota hanya ayah dan ibu serta satu atau beberapa anak saja dengan tambahan seorang pembantu rumah tangga. Bahkan dalam kehidupan hyper-modern sekarang sudah lazim ditemui kehidupan keluarga dengan cukup satu ayah atau satu ibu dengan seorang atau beberapa anak, biasanya dikenal dengan orang tua tunggal (single-parent).

Keluarga inti inipun memiliki pembagian kerja yang relatif bervariasi, dengan ikut bekerjanya kalangan ibu. Fungsi domestik diserahkan ke tenaga pembantu untuk merawat rumah.

Kesibukan ayah dan ibu dalam bekerja menjadikan mereka memilih rumah yang lebih sederhana dalam perawatan. Bahkan hingga ke struktur ruang ikut berubah. Hirarki rumah yang dahulu rumit dan bertingkat (bukan makna harfiah punya tangga lho), kini beralih menjadi sederhana. Sekat-sekat ruang dalam bentuk dinding dan partisi berkurang. Ruang-ruang menyatu banyak ditemukan untuk kemudahan akses dan perawatan.

Bentuk dan Ruang

Dalam menilai kualitas sebuah rumah, mungkin banyak orang yang terjebak dalam penilaian terhadap apa yang tampak oleh mata, yaitu Bentuk dan Rupa. Padahal aspek lain yang tak kalah pentingnya adalah Ruang. Bentuk dan Ruang dalam teori-teori arsitektur memang sudah banyak dibahas, namun belum menjadi wacana umum karena sifatnya yang ‘intangible’.

Pengertian bentuk dan ruang telah lama diperkenalkan oleh pemikir-pemikir, salah satunya adalah Lao Tzu (550 SM). Salah satunya diungkapkan dalam terjemahan sebagai berikut:

” . kita membuat vas dari segumpalan tanah liat. Adalah ruang kosong dalam
vas tersebut yang membuatnya berguna .”

Penilaian terhadap kualitas ruang dalam karya arsitektur bergaya minimalis juga perlu dipahami. Secara sederhana, ruang terbentuk dari adanya batas-batas fisik yang lebih tegas seperti adanya dinding dan sekat ruang lainnya. Namun sesungguhnya batas ruang tidaklah melulu terbuat dari dinding masif. Batas-batas dapat diungkapkan dengan warna, terang-gelap, batas-batas sirkulasi, kaca transparan dan kegiatan.
Ruang-ruang minimalis biasanya dirancang dengan multi pemaknaan sehingga ruang tersebut dapat dimanfaatkan untuk tujuan-tujuan yang lebih luas. Ruang tamu dapat menyatu dengan ruang keluarga dan dapur. Secara temporal ruang-ruang tersebut dimaknai dengan kegiatan yang berlangsung di dalamnya. Batas-batas tidak masif digunakan untuk membagi ruangan tersebut, misalkan dengan menggunakan furniture. Sehingga dengan perubahan layout furniture akan mengubah fungsi, makna dan kualitas ruang minimalis tersebut.

Solusi ini banyak berguna agar rumah dapat berfungsi lebih optimal. Pada saat normal, ruang-ruang tersebut digunakan oleh penghuni dengan batas-batas yang kecil sesuai kegiatan. Dan ketika berlangsung acara keluarga, maka ruang tersebut dapat disatukan dengan menghilangkan batas-batas non masif tersebut.
Demikian pula dengan ruang luar yang terbentuk dalam wilayah kavling rumah. Ruang ini dapat terbentuk dengan adanya bentuk masif bangunan sehingga tercipta ruang halaman depan, halaman samping dan halaman belakang atau bahkan inner-court.

Salah kaprah dalam Arsitektur Minimalis

Berangkat dari sejarah berkembangnya arsitektur minimalis di atas maka kita dapat melakukan penilaian terhadap penggunaan gaya arsitektur rumah. Apakah gaya tersebut memang sejalan dengan alasan-alasan rasional dan estetika yang melatarbelakanginya ataukah sekedar menjadi kosmetik bangunan yang alih-alih menampilkan keindahan malah menimbulkan masalah-masalah teknis.

Penilaian ini penting karena menyangkut pemaknaan kualitas rumah oleh sang pemilik rumah itu sendiri. Kekeliruan ini dapat berakibat tidak betahnya penghuni rumah dan membesarnya biaya perawatan bangunan, dan berakhir di kolom baris sebuah koran dengan judul ‘dijual’.

Jargon minimalis paling sering digunakan kalangan pengembang saat ini untuk menjual rumah-rumah buatan mereka. Namun jika diteliti, ada sebagian kecil yang hanya menjual gaya tanpa diikuti oleh idealisme minimalis yang sesungguhnya. Unsur-unsur minimalis yang diterapkan hanyalah tempelan belaka yang tampak hanya secara visual. Terkadang aspek visualpun gagal menghadirkan keindahan ba
hkan menimbulkan masalah akibat kurangnya
antisipasi terhadap kondisi iklim lokal di Indonesia.

Satu lagi yang paling penting, tentang salah kaprah Arsitektur Minimalis yaitu anggapan tentang biaya. Arsitektur minimalis tidak berhubungan sama sekali dengan murahnya biaya pembangunan, walaupun dengan pertimbangan dan pemilihan bahan yang tepat dapat menghasilkan bangunan dengan biaya yang rendah. Justru sebaliknya, arsitektur atau rumah minimalist cenderung lebih mahal karena membutuhkan penanganan-penanganan desain yang tidak standard, baik dari material maupun teknik implementasinya.

Belajar dari pengalaman terdahulu

Ada resiko yang akan ditanggung oleh pemilik rumah jika memilih gaya bangunan dengan hanya mempertimbangkan aspek estetis. Gaya bangunan biasanya adalah hal yang paling cepat usang dari bagian bangunan yang lain. Ketika tembok-tembok masih kokoh berdiri, gaya bangunan sudah tidak sesuai lagi dengan jamannya. Rumah-rumah seperti ini akan cepat kelihatan kuno dan ketinggalan jaman.

Mungkin masih lekat dalam pengamatan kita bagaimana rumah gaya tahun 80-an sempat mengadopsi satu gaya tertentu pada saat itu. Kala itu, teknologi beton sedang naik daun. Demikian juga dengan solusi finishing menggunakan beton semprot yang kala itu sangat laris menjadi pilihan para arsitek dan pemilik rumah untuk sentuhan finishing pada exterior rumah. Tapi kini, bangunan-bangunan tersebut terlihat kuno dan ketinggalan jaman dibanding rumah-rumah lain yang cenderung bergaya netral.

Akankah rumah-rumah minimalis sekarang mengalami hal yang sama pada suatu saat yang tak lama lagi dari saat ini? Rumah-rumah ini terlihat usang dan kumuh karena gagal mengantisipasi pengaruh iklim. Bidang-bidang sederhana dalam bangunan minimalis dengan warna yang indah pada saat dibangun dapat berubah menjadi coret-moret lukisan alam akibat terpaan hujan dan panas yang berganti sesuai musim. Bercak-bercak jamur dan lumut yang sering tidak ditampilkan oleh arsitek kala menggambar model 3D rumah, nanti akan muncul merusak minimalisme gaya yang diusung.
source: www.amtpls.multiply.com


TREN GAYA ARSITEKTUR DAN MODEL BANGUNAN 2010


“Tren arsitektur” biasanya dijadikan patokan bagi perkembangan property masa depan. Konteks ini kadang dicerna masyarakat awam sebagai langkah awal untuk menjatuhkan pilihannya terhadap model property yang sesuai dengan harapannya. Alasan mengapa bangunan dinyatakan menganut suatu tren gaya tertentu kadang dianggap jelas sebagai titik penentuan sikap sang penganutnya. Konteks ini kadang tidak serta merta dipahami secara mendalam oleh pemakainya sendiri, sebab yang ia pahami adalah mengikuti tren. Hal ini wajar karena yang namanya ’tren” memiliki sisi-sisi subjektif. Tren Arsitektur Minimalis yang pada beberapa tahun lalu sempat booming bahkan eforia model bagi properti baru. Namun seiring dengan perubahan jaman dimana isi-isu telah beralih dari esensi fungsi ke isu humanisme dan lingkungan hidup, apakah tren minimalis masih laris manis di 2010?

Pertama-tama menarik untuk kita lihat perkembangan awal dari sejarah gaya minimalis menurut teori di barat pada awal abad ke-19, dalam hal ini pada masa International Style. Perkembangan gaya yang berlangsung diantara masa International Style dengan masa pertengahan modern masih tidak lepas dari pengaruh gaya beberapa tokoh Avant Garde. Tokoh-tokoh tersebut seperti ; Le Corbusier (Perancis), Walter Gropius (Jerman), Mies Van der Rohe (Jerman) dan J.P. Oud (Belanda). Kesimpulannya, gaya-gaya mereka adalah : Humanisme, Ekspresionisme dan Idealisme. Internasional Style dipengaruhi juga oleh gaya fungsionalisme.

Ada beberapa prinsip dasar untuk mengenali ciri khas International Style ini:
 Prinsip pertama yang bisa dilihat dalam karakter arsitektur bangunan International Style adalah kesan non-volume. Efek massa dan kesolidan yang statis memang masih penting tapi mulai menghilang. Pada bangunan-bangunan yang baru selanjutnya hanya ditemui ‘efek’ volume atau tepatnya karakter permukaan yang membungkus volume.
 Prinsip kedua yang bisa diidentifikasi dalam International Style adalah reguralitas. Model reguralitas yang ada adalah pola-pola Gotik. Sebagaimana diketahui Gotik sangat signifikan dengan irama regulernya. Bidang-bidang penampakan memiliki banyak unsur-unsur pengulangan, baik yang terjadi pada jendela, struktur maupun ornamen.
 Prinsip ketiga yang terlihat adalah penghindaran memakai dekorasi. Warisan gaya yang berkembang pada abad 18 yang penuh ornamen dekoratif mulai ditinggalkan

Gambaran awal lahirnya konsep minimalis di barat lalu dicoba diadopsi di Indonesia. Alhasil bermunculanlah model-model property yang bersifat esensial dan fungsional. Bentuk-bentuk geometris elementer tanpa ornamen atau dekorasi menjadi karakternya. Beberapa saat berlalu kemudian muncul pernyataan dari pengguna gaya ini bahwa Gaya Minimalis tetapi harga maksimalis. Pernyataan diatas sekaligus menjadi pertanyaan awam seputar kehadiran model minimalis. Kontroversi fakta yang terjadi kalau boleh dikatakan sebagai “skandal” membingungkan antara praktek dan teori. Model minimalis dapat saja secara filosofi berarti cara hidup jujur, praktis dan sederhana, lalu menerapkan sesuatu pada bangunan hanya yang bersifat esensial dan fungsional saja baik dalam estetika, ruang, bentuk dan struktural. Mari kita ambil contoh sederhana dengan mengandaikan masyarakat kalangan bawah sebagai gambaran “minimalis” ala Indonesia.

RSS (Rumah Sederhana Sehat) sebenarnya menerapkan filosofi yang sama yakni di-minimkan segala-galanya, model desainnya saja yang bervariasi. Harga RSS pun kenyataanya tidak serta-merta murah. Artinya secara praktis model yang sudah serba minim tersebut tidak berarti pengurangan dari sisi biaya. Ada beberapa hal yang sudah standar untuk sebuah bangunan sehingga “tidak enak” kalau tidak bisa dibilang “tidak boleh” untuk direduksi, misalnya struktur utama, ukuran luasan ruang tertentu dan beberapa ornamen tertentu karena menyesuaikan tuntutan iklim setempat. Satu-satunya yang bisa ditawar adalah finishing. Finishing dapat memakai material murah berkesan mewah untuk berhemat, atau juga dapat menggunakan material mahal sehingga terkesan berkelas oleh karena ada tuntutan prestise.
Para perumus tren kemudian mencoba melihat ulang apa yang menjadi titik gangguan pada gaya minimalis. Pada kenyataannya kita tinggal di wilayah yang beriklim tropis sehingga otomatis bangunannya harus menyesuaikan diri. Ciri utama bangunan tropis adalah kanopi yang panjang dan membentang disepanjang dinding, sehingga memberikan perlindungan atau naungan penuh pada fisik bangunan dari cuaca ekstrim iklim tropis. Naungan penuh pada bangunan berarti kenyamanan penuh, jelas tidak praktis di konstruksi awalnya namun praktis ke masa depannya, less maintenance dan low cost. Gaya bangunan Minimalis kurang mendukung perlindungan terhadap cuaca ekstrim iklim tropis.

Akhirnya kemudian apa yang menggeser tren gaya minimalis menjadi tren berikutnya adalah tidak semata karena tidak sesuainya harapan atas tawaran bangunan untuk menjadi lebih efisien, lebih murah dan lebih simple, tetapi juga karena tuntutan kesadaran hidup yang serasi dengan alam khususnya di daerah tropis yang saat ini disinyalir mulai terkena dampak pemanasan global.

Dari berbagai pendapat pada perancangan arsitektur yang sedang berkembang, akhirnya konsep-konsep pendekatan ekologis yang banyak dicermati. Pada intinya adalah mendekati masalah rancangan arsitektur dengan menekankan pada keselarasan bangunan dengan perilaku alam, mulai dari tahap pendirian sampai usia bangunan habis. Bangunan sebagai pelindung manusia harus nyaman bagi penghuni, selaras dengan perilaku alam, efisien dalam memanfatkan sumber daya alam dan ramah terhadap alam.

Konsep kembali ke alam tersebut diistilahkan sebagai green architecture atau arsitektur hijau. Arsitektur hijau adalah sebuah proses perancangan bangunan dalam mengurangi dampak lingkungan yang kurang baik, meningkatkan kenyamanan manusia dengan meningkatkan efisiensi dan pengurangan penggunaan sumberdaya, energi, pemakaian lahan, pengelolaan sampah efektif, dalam tataran arsitektur. Arsitektur hijau adalah suatu pendekatan pada bangunan yang dapat meminimalisasi berbagai pengaruh membahayakan pada kesehatan manusia dan lingkungan. Arsitektur hijau meliputi lebih dari sebuah bangunan. Tujuan pokok arsitektur hijau adalah menciptakan eco desain, arsitektur ramah lingkungan, arsitektur alami dan pembangunan berkelanjutan. Menarik untuk kita ketahui bahwasannya konsep ini pada kenyataannya sudah pernah dilakukan oleh nenek moyang kita dengan bukti-bukti arsitektur bangunan tradisional yang semua mengakuinya sangat selaras dengan karakter alam dimana ia dibangun.


Arsitektur hijau dipraktekkan dengan meningkatkan efisiensi pemakaian energi, air, dan bahan-bahan, mereduksi dampak bangunan terhadap kesehatan melalui tata letak, konstruksi, operasi, dan pemeliharaan bangunan. Memanfaatkan sumber yang dapat diperbaharui seperti menggunakan sinar matahari melalui passive solar dan active solar, serta teknik photovoltaic dengan menggunakan tanaman dan pohon-pohon melalui atap hijau dan taman hujan.

Konsep arsitektur hijau sangat mendukung program penghematan energi. Rumah ala tropis dengan banyak bukaan, dibentuk untuk mengurangi pemakaian AC juga penerangan adalah prinsip arsitektur hijau di daerah tropis. Namun, hal tersebut tidak akan berjalan mulus jika sekeliling rumah tidak asri. Bukaan banyak hanya akan memasukkan udara panas dan membuat pemiliknya tetap memasang pendingin ruangan.

Olehnya itu pekarangan perlu dihijaukan dengan tanaman apa saja, permukaan tanah tidak ditutup dengan beton dan menerapkan manajemen sampah yang ketat.  Dari segi interior, arsitektur hijau mensyaratkan dekorasi dan perabotan tidak perlu berlebihan, saniter lebih baik, dapur bersih, desain hemat energi, kemudahan air bersih, luas dan jumlah ruang sesuai kebutuhan, bahan bangunan berkualitas dan konstruksi lebih kuat, serta saluran air bersih. Untuk mengatasi limbah sampah secara mandiri, lubang biopori dapat menjadi solusi.


Akhirnya bahwa tren sebenarnya memiliki sifat sementara, rentan perubahan dan dapat hilang dilupakan meski sebentar saja; sedangkan bangunan akan dipakai oleh pemiliknya sangat lama bahkan dalam keseluruhan hidupnya. Bangunannya itu bisa menjadi perlambangan identitas dirinya, sejarah kehidupnya, nilai kepribadiannya bahkan keturunannya.

Oleh sebab itu bagi pengguna bangunan dalam hal ini masyarakat konsumen tren perlu bernalar atas suatu gaya bangunan yang dipilihnya. Sebab apapun gaya yang dipilih tentu ada konsekuensi logis, ada kekurangan dan kelebihannya sehingga bisa ditimbang apakah cocok baginya atau tidak. Menerjemahkan karakteristik dan keunikan masing-masing pemilik rumah bagi arsitektur rumahnya sendiri merupakan pilihan yang lebih tepat ketimbang sekedar mengikuti tren.


    Choose :
  • OR
  • To comment
2 komentar:
Write komentar
  1. WynnBET Casino - Map & Directions - JamBase
    WynnBET Casino. 3131 진주 출장안마 Las 전라북도 출장샵 Vegas Blvd. South 89109 통영 출장마사지 US. Phone: (702) 제천 출장마사지 770-7711. Toll Free: 877.367.7777. Website: http://www.wynnlasvegas.com/. 고양 출장마사지 More Info. Hours, Accepts Credit

    BalasHapus

STYLE ARSITEKTUR BAROK, YUNANI KUNO, RENAISSANCE, NEOKLASIKAL

02) STYLE ARSITEKTUR BAROK 1.      San Carlo alle Quattro Fontane Contoh bangunan klasik adalah seperti San Carlo alle Quattro ...