Minggu, 14 Januari 2018

TIPOLOGI BANGUNAN MODERN


MODERN

KRITIK TERHADAP ARSITEKTUR MODERN
 Kritik Terhadap Arsitektur Purna Modern
Bangunan Arsitektur Purna Modern yang menggabungkan elemen modern dengan elemen tradisional ( klasik ) kadang terlihat sangat dipaksakan sehingga semakin tidak serasi dan harmonis . Misalnya pada bangunan Ironic Classisism yang menggabungkan elemen klasik seperti pedimen dan kolom-kolom Yunani dengan skylight rangka baja dengan bahan penutup atap polycarbonat yang ringan dan transparan membuat bangunan tampak timpang karena massa bawahnya solid sedangkan penutupnya tampak ringan ( kosong ) . Mungkin arsiteknya lupa memikirkan keharmonisan yang terjadi akibat penggabungan 2 elemen yang berbeda itu sehingga hanya mengedepankan penggabungan klasik dan modern sebagai syarat cirri sebuah Arsitektur Purna Modern .



Bangunan Purna Modern mengejek penampilan bangunan Arsitektur Modern monoton dan tidak menghargai sejarah padahal tidak selalu demikian karena ada bangunan Modern yang masih memadukan elemen-elemen tradisional namun masih serasi dilihat seperti pada bangunan Auditorium Building di Chicago karya Adler dan Sullivan tampak menggunakan elemen kolom Yunani dan bentuk jendela serta pintu entrance melengkung dari bata khas Arsitektur Mesopotamia .
Bangunan Purna Modern kadangkala terlihat sama dengan Bangunan Modern karena berbentuk geometris hanya dengan sedikit elemen estetika yang katanya klasik padahal menurut orang awam hal itu tidak tampak klasik, misalnya si arsitek berusaha menunjukkan elemen pedimen pada karyanya lewat segitiga massif , namun orang awam yang melihatnya merasa itu hanya salah satu olahan bentuk geometri saja yaitu segitiga, apa bedanya dengan persegi dan lingkaran ?
Bangunan Purna Modern yang terlalu menonjolkan elemen klasik tapi memakai elemen modern dari segi struktur tak ubahnya dengan bangunan Pra Modern ( Klasik ) yang telah direnovasi ( diperbaiki ) strukturnya . Sebab sebagian bangunan Purna Modern strukturnya tidak terlihat dari luar bahkan cenderung massif , maka orang awam pun tak tahu apakah struktur bangunan ini sudah modern atau masih tradisional ? Yang mereka lihat hanyalah ini bangunan klasik !
 Kritik Terhadap Arsitektur Neo Modern
Bangunan Neo Modern atau dapat disebut Late Modern dapat dikatakan sama dengan bangunan Modern yang membedakan hanya adanya sedikit tambahan elemen klasik yang seringkali orang awam tak akan memperhatikan . Kalau begitu apakah yang membedakannya ? Bukankah lebih baik kalau bangunan Neo yang mengedepankan elemen geometri dimasukkan ke dalam Arsitektur Modern .
Aliran Brutalism dalam Arsitektur Neo Modern bukannya menunjukkan ciri-ciri yang hampir sama dengan aliran Dekonstruksi . Bukankah lebih baik kalau Aliran Brutalism ini dihapus dan digabungkan dengan Dekonstruksi ?
Aliran Conteatual Architecture yang meneruskan ciri-ciri bangunan modern disekitarnya, kalau begitu apa yang membedakan dengan Arsitektur Modern ? Toh aliran ini juga mengambil elemen-elemen dari Modern pada karyanya !
 Kritik Terhadap Arsitektur Dekonstruksi
Arsitektur Dekonstruksi yang berbentuk tidak beraturan memang mengekspresikan bebas ide dari perancangnya , namun rupanya si perancang sudah lupa makna dari Arsitektur yang sesungguhnya bahwa fungsi juga diperlukan pada bangunan . Percuma saja bila bangunan itu indah dan kokoh, namun tidak berfungsi, itu sama saja bohong ! Bila kita lihat bangunan Dekonstruksi sama sekali tidak fungsional bahkan dapat membuat takut orang awam yang melihatnya .
Bentukan-bentukan yang terjadi pada Arsitektur Dekonstruksi ini cenderung sering dipaksakan sesuai keinginan yang dimaksud si perancang sehingga bangunannya tampak aneh dan tidak selaras dengan lingkungan . Sekali lagi arsitektur Dekonstruksi lupa untuk memperhatikan keseimabangan karyanya dengan alam .
Aliran Dekonstruksi sangat menentang Arsitektur Modern yang serba tertib dan teratur dengan mendominasi karyanya dengan kekalutan dan ketidakteraturan . Padahal bila kita lihat fungsi dari arsitek yang sesungguhnya adalah mewadahi kegiatan manusia , keinginan manusia antara satu dan yang lain pasti berbeda . Nah,jika begitu ada manusia yang menyukai ketertiban dan keteraturan pasti memilih bangunan Modern untuk ditempati , sedangkan ada juga manusia yang suka ketidakteraturan lebih memilih bangunan Dekonstruksi . Itu semua tergantung dari keinginan pengguna bangunan tersebut . Jadi aliran Dekonstruksi tidak boleh langsung memvonis kalau Arsitektur Modern itu jelek karena kaku ,monoton , dan teratur .
Aliran ini telah kehilangan kepercayaan kepada Tuhan karena terlalu mendewakan tokoh-tokohnya karena tidak adanya figur yang disanjung akibatnya bangunan akan lebih dikenal sebagai karya Si A , si B bukan alirannya . Timbul rasa kesombongan dan keegoisan dari masing-masing perancang terhadap karyanya , semua merasa karyanya yang paling agung .
Aliran ini tidak rasional dan sesuai kenyataan , arsiteknya terlalu berimaginasi terlalu tinggi sehingga seolah alam yang dihadapinya serasa di dalam mimpi bukan fakta , padahal arsitektur bukan lukisan yang tidak nyata , namun arsitektur digunakan oleh manusia dalam kenyataan .


Pengertian Modernisme, Modernisasi dan Modernistas
Menurut Habermas dan Turner “modern” artinya adalah “kesadaran akan zaman baru yang mambentuk dirinya sendiri dengan cara memperbaharui hubungannya dengan masa lalu”“Modernitas” dipahami sebagai “reaksi terhadap perubahan” (Lash dalam Turner, 2003) melihat moderinitas sebagai “reaksi terhadap sesuatu yang lama menuju perubahan yang lebih baik”.



Arsitektur modern

Arsitektur modern tidak bermula dengan revolusi yang tidak dengan tiba – tiba membuang yang pra modern dan menggantinya dengan geometris sebagai satu – satunya rupa arsitektur, tetapi secara setahap demi setahap menghapuskan ornamen – ornamen dan dekorasi yang digantikan oleh geometri.

Arsitektur modern diketahui telah berkembang lebih kurang setengah abad, berawal kira – kira tahun 1920 hingga 1960 dan pada bulan September 1930 telah diadakan suatu konggres oleh CIAM yang menghasilkan metode berpikir secara rasional untuk membangun kembali bangunan – bangunan yang hancur akibat perang dunia II. Dalam hal ini mereka menerapkan kecepatan dalam membangun (pabrikasi komponen bangunan), efisien, ekonomis, dan rasional. Penekanannya pada rasionalitas. Bangunan yang demikian ini dianggap mencerminkan fungsinya dan gejala ini melintasi batas negara dan budaya, sehingga dapat dianggap bersifat Internasional.
Arsitektur modern mempunyai pandangan bahwa arsitektur adalah ‘olah pikir’ dan bukan ‘olah rasa’ (tahun 1750), dan ‘permainan ruang’ dan bukan ‘bentuk’. Sejalan dengan kemajuan teknologi yang pesat ikut mempengaruhi arsitektur. Munculnya teknologi bahan bangunan yang mendukung arsitektur modern. Misalnya kaca yang dapat digunakan untuk mengekspresikan space atau ruang. Karena ciri – cirinya yang ‘ada tapi tak terlihat’.  

Selain itu untuk mewujudkan kecepatan dalam membangun maka dilakukan dengan produksi masal bahan bangunan sehingga mengakibatkan arsitektur modern dapat menembus batas budaya dan geografis, dan arsitektur menjadi suatu gaya internasional serta bangunan – bangunan di dunia menjadi seragam. Ornamen – ornamen dalam bangunan dianggap suatu kejahatan dan klasisme yang pernah dipakai oleh kaum fasis dan nazi menjadi symbol yang negatif dan perlu diolah.

  I.    Arsitektur Modern Barat

Perubahan mendasar terjadi antara lain dalam ornamen atau hiasan ditempatkan dalam perspektif lebih bebas dibandingkan dengan struktur dan ruang. Hiasan-hiasan untuk keindahan dalam arsitektur klasik masih tetap menjadi aspek penting dalam masa akhir arsitektur klasik ini, akan tetapi pencampuran berbagai gaya, konsep dan hiasan terlihat sangat menonjol. Akhir arsitektur klasik disusul dengan timbulnya gaya Eklektikisme, yang berarti mengambil unsur-unsur terbaik, digabung, dan disusun ke dalam satu bentuk tersendiri. Setelah masa itu, dunia arsitektur berkembang lebih cepat dimulai dari modernisme awal, fungsionalisme, internasionalisme, kubisme hingga post-modern.

II.    Arsitektur modern setelah tahun 1940


Tokoh-tokoh arsitektur modern pada masa sebelumnya seperti Le Corbusier, Frank Llyod Wright, Mies van der Rohe, Alvar Aalto, Kenzo Tange tetap menjadi pelopor. Mies masih tetap konsisten dengan konsep minimal-ism, menggunakan konstruksi baja dan kaca untuk bidang, pintu, dan jendela. Le Corbusier cenderung merancang dalam bentuk-bentuk sculptural sensasional. Dan Frank Llyod Wright masih tetap berkarya dengan gaya arsitekturnya yang khas.

   III.        Arsitektur puncak modern

a. Para empu arsitektur modern

Arsitektur pada puncak modern hadir tidak pada hanya 1 macam rupa arsitektur, tetapi ada empat aliran besar yaitu:


Hugo Alfar Henrik Aalto (Alvar Aalto) yang tradisionalis, Mempunyai bentuk yang aneh tidak seperti bangunan pada umumnya, mengacu pada fungsi dan kebutuhan ruang sesuai dengan kegiatannya. Kontras dalam bentuk dan warna yang menjadi cirri arsitektur modern. Menampilkan kompleks atau unit bangunan yang indah dan menarik.


Menerapkan konsep “arsitektur organik”, dimana ruang dan bentuk terpadu. Potongan dan pandangan dari luar secara bersamaan menyatu secara meyakinkan dalam bentuk tiga dimensional dan ruang,  diwujudkan dalam konstruksi beton spiral. Pada puncak spiral terdapat kubah kaca yang menerangi semua ruangan secara alami. Terdiri dari dua unit, yang berdiri di atas “landasan” yang denahnya juga kurva   mengikuti bentuk      di atasnya.


·         Ludwig Mies van der Rohe
yang fungsionalis,
·         Rumah tinggal Edith Farnsworth, Plano, Illinois, 1946-1951
·         Crown Hall, Illinois Institute of Technology, 1950-1956.


b. Degradasi arsitektur modern: dengan tertib – gubahan klasik.

Arsitektur modern merupakan Internasional Style yang menganut Form Follows Function ( bentuk mengikuti fungsi ). Bentukan platonic solid yang serba kotak, tak berdekorasi, perulangan yang monoton, merupakan ciri arsitektur modern.

Gerakan yang mengarah ke keadaan suatu langgam dan selalu berpedoman pada rasionalitas dan fungsionalitas ini, mengakibatkan reaksi dan kritik dari masyarakat. Masyarakat merasa jenuh, dan keterasingan akan budaya masa lalu mereka. Salah satu kerangka teoritis yang menonjol dalam menentang doktrin arsitektur modern ini dikemukakan oleh Robert Venturi dalam bukunya : Complexity and contradiction in Architecture. Kerangka teoritis tersebut adalah ‘less is bore’ yang menentang doktrin ‘less is more’ dari L. M. Van Der Rohe.   

Karenanya arsitektur modern mengalami kemerosotan popularitas, bahkan oleh beberapa arsitek dikatakan telah mati dengan tanda resmi kematiannya; saat diledakkannya permukiman orang Negro ‘Pruit Igoe’ karya Yamasaki di St. Louis pada tahun 1972.

Munculnya Arsitektur Post Modern
        

Pengertian Post Modern
Postmodern bisa dimengerti sebagai filsafat, pola berpikir, pokok berpikir, dasar berpikir, ide, gagasan, teori. Masing-masing mengherankan bila ada yang menggelarkan pengertian sendiri tentang dan mengenai Postmodern, dan karena itu tidaklah mengherankan bila ada yang mengatakan bahwa postmodern itu berarti ‘sehabis modern’ (modern sudah usai); ‘setelah modern’ (modern masih berlanjut tapi tidak lagi populer dan dominan); atau yang mengartikan sebagai ‘kelanjutan modern’ (modern masih berlangsung terus, tetapi dengan melakukan penyesuaian/adaptasi dengan perkembangan dan pembaruan yang terjadi di masa kini).
  

Awal Lahirnya Postmodern
Arsitektur Post Modern bermula dari kejenuhan masyarakat terhadap arsitektur modern, maka timbullah gerakan pembenahan dari para arsitek Arsitektur post modern ini muncul dalam tiga versi atau sub langgam yaitu: purna modern, pasca modern, dan dekonstruksi (banyaknya pengertian maupun versi tentang post modern ini memang telah membuat sejumlah pihak mengalami kebingungan khususnya untuk menentukan siapa dan mana yang dapat dipercaya atau dapat diandalkan sebagai yang benar).

Arsitektur purna modern dan neo modern merupakan hasil pemikiran arsitektur untuk mengkoreksi degradasi yang terjadi. Pertanda pertama berakhirnya arsitektur modern adalah dengan meninggalnya keempat empu arsitektur modern. Selain itu juga karena adanya protes keras dari masyarakat awam Eropa, mereka beranggapan bahwa suatu pembangunan yang didahului dengan pembongkaran atau penghancuran tak perlu melibatkan campur tangan arsitek, sembarang orang juga dapat melakukannya. Arsitek ditantang untuk membangun tanpa merusak sehingga muncullah arsitektur purna modern yang mendamaikan antara yang baru dan lama.

Interpretasi Arsitektur Post Modern
Dengan demikian mempelajari arsitektur Post Modern tidak bisa tanpa melalui Arsitektur Modern karena Arsitektur Post Modern merupakan langkah atau tindak lanjut terhadap evaluasi yang dilakukan mengenai arsitektur Modern. Arsitektur Post Modern merupakan arsitektur yang telah melakukan feedback/umpan balik terhadap Arsitektur Modern.



Konsep Arsitektur Postmodern
Arsitektur post-modern merupakan arsitektur yang berbeda pandangan serta konsepnya terhadap arsitektur sebelumnya, yaitu Arsitektur modern. Arsitektur modern mempunyai pandangan atau idiologi yang anti terhadap sejarah, identitas atau pengenal, dan anti manusia sebagai elemen desain dalam arsitektur. Sebaliknya, Arsitektur Post-modern berusaha memunculkan kembali karakteristik sejarah, yang dilengkapi dengan jati diri atau identitas dan berusaha memperlihatkan ciri arsitektur yang dekoratif serta elemen-elemen tambahan guna lebih mengesankan keindahan arsitektur tersebut.  Arsitektur Post-modern banyak mengambil langgam-langgam arsitektur lama, karena menganut pemahaman bahwa Arsitektur post-modern merupakan bagian dari perjalanan sejarah manusia atau berhubungan dengan seni (art history). Gaya yang dipakai biasanya adalah langgam arsitektur Yunani sampai dengan Neo-klasik. Langgam-langgam yang selalu dihadirkan dalam perancangan arsitektur post-modern selalu bervariasi.

 

ARSITEKTUR NEOMODERN



Awal Lahirnya Arsitektur Neomodern

Bermula dari runtuhnya arsitektur modern terakhir yang disebut juga “International Style”, arsitektur postmodern terus berkembang menjadi banyak aliran. Diantaranya yaitu aliran Neo Modern. Aliran Neo Modern muncul pada masa antara tahun 1980 seiring dengan perkembangan jaman sejak dinyatakannya kematian arsitektur modern (1975) dan kemudian ditandai munculnya bangunan-bangunan baru postmodern. Neo Modern juga berkembang bersamaan dengan aliran Dekonstruksi dimana arsitek-arsitek besar pada masa itu seperti Frank Gehry, Peter Eisenman, Rem Koolhaas, Bernard Tschumi, Zaha Hadid, Fumihiko Maki, Kazuo Shinoara, dan lain-lain yang menghasilkan karya-karya Neo Modern dan Dekonstruksi. Karya-karya arsitektur Neomodern sangat bertentangan dengan sifat klasik (clasissism).


    Choose :
  • OR
  • To comment
Tidak ada komentar:
Write komentar

STYLE ARSITEKTUR BAROK, YUNANI KUNO, RENAISSANCE, NEOKLASIKAL

02) STYLE ARSITEKTUR BAROK 1.      San Carlo alle Quattro Fontane Contoh bangunan klasik adalah seperti San Carlo alle Quattro ...