MODERN
KRITIK
TERHADAP ARSITEKTUR MODERN
Kritik Terhadap Arsitektur Purna Modern
Bangunan
Arsitektur Purna Modern yang menggabungkan elemen modern dengan elemen
tradisional ( klasik ) kadang terlihat sangat dipaksakan sehingga semakin tidak
serasi dan harmonis . Misalnya pada bangunan Ironic Classisism yang
menggabungkan elemen klasik seperti pedimen dan kolom-kolom Yunani dengan
skylight rangka baja dengan bahan penutup atap polycarbonat yang ringan dan
transparan membuat bangunan tampak timpang karena massa bawahnya solid
sedangkan penutupnya tampak ringan ( kosong ) . Mungkin arsiteknya lupa
memikirkan keharmonisan yang terjadi akibat penggabungan 2 elemen yang berbeda
itu sehingga hanya mengedepankan penggabungan klasik dan modern sebagai syarat
cirri sebuah Arsitektur Purna Modern .
Bangunan
Purna Modern mengejek penampilan bangunan Arsitektur Modern monoton dan tidak
menghargai sejarah padahal tidak selalu demikian karena ada bangunan Modern
yang masih memadukan elemen-elemen tradisional namun masih serasi dilihat
seperti pada bangunan Auditorium Building di Chicago karya Adler dan Sullivan
tampak menggunakan elemen kolom Yunani dan bentuk jendela serta pintu entrance
melengkung dari bata khas Arsitektur Mesopotamia .
Bangunan
Purna Modern kadangkala terlihat sama dengan Bangunan Modern karena berbentuk
geometris hanya dengan sedikit elemen estetika yang katanya klasik padahal
menurut orang awam hal itu tidak tampak klasik, misalnya si arsitek berusaha
menunjukkan elemen pedimen pada karyanya lewat segitiga massif , namun orang
awam yang melihatnya merasa itu hanya salah satu olahan bentuk geometri saja
yaitu segitiga, apa bedanya dengan persegi dan lingkaran ?
Bangunan
Purna Modern yang terlalu menonjolkan elemen klasik tapi memakai elemen modern
dari segi struktur tak ubahnya dengan bangunan Pra Modern ( Klasik ) yang telah
direnovasi ( diperbaiki ) strukturnya . Sebab sebagian bangunan Purna Modern
strukturnya tidak terlihat dari luar bahkan cenderung massif , maka orang awam
pun tak tahu apakah struktur bangunan ini sudah modern atau masih tradisional ?
Yang mereka lihat hanyalah ini bangunan klasik !
Kritik Terhadap Arsitektur Neo Modern
Bangunan Neo
Modern atau dapat disebut Late Modern dapat dikatakan sama dengan bangunan
Modern yang membedakan hanya adanya sedikit tambahan elemen klasik yang
seringkali orang awam tak akan memperhatikan . Kalau begitu apakah yang
membedakannya ? Bukankah lebih baik kalau bangunan Neo yang mengedepankan
elemen geometri dimasukkan ke dalam Arsitektur Modern .
Aliran
Brutalism dalam Arsitektur Neo Modern bukannya menunjukkan ciri-ciri yang
hampir sama dengan aliran Dekonstruksi . Bukankah lebih baik kalau Aliran
Brutalism ini dihapus dan digabungkan dengan Dekonstruksi ?
Aliran
Conteatual Architecture yang meneruskan ciri-ciri bangunan modern disekitarnya,
kalau begitu apa yang membedakan dengan Arsitektur Modern ? Toh aliran ini juga
mengambil elemen-elemen dari Modern pada karyanya !
Kritik
Terhadap Arsitektur Dekonstruksi
Arsitektur
Dekonstruksi yang berbentuk tidak beraturan memang mengekspresikan bebas ide
dari perancangnya , namun rupanya si perancang sudah lupa makna dari Arsitektur
yang sesungguhnya bahwa fungsi juga diperlukan pada bangunan . Percuma saja
bila bangunan itu indah dan kokoh, namun tidak berfungsi, itu sama saja bohong
! Bila kita lihat bangunan Dekonstruksi sama sekali tidak fungsional bahkan
dapat membuat takut orang awam yang melihatnya .
Bentukan-bentukan
yang terjadi pada Arsitektur Dekonstruksi ini cenderung sering dipaksakan
sesuai keinginan yang dimaksud si perancang sehingga bangunannya tampak aneh
dan tidak selaras dengan lingkungan . Sekali lagi arsitektur Dekonstruksi lupa
untuk memperhatikan keseimabangan karyanya dengan alam .
Aliran
Dekonstruksi sangat menentang Arsitektur Modern yang serba tertib dan teratur
dengan mendominasi karyanya dengan kekalutan dan ketidakteraturan . Padahal
bila kita lihat fungsi dari arsitek yang sesungguhnya adalah mewadahi kegiatan
manusia , keinginan manusia antara satu dan yang lain pasti berbeda . Nah,jika
begitu ada manusia yang menyukai ketertiban dan keteraturan pasti memilih
bangunan Modern untuk ditempati , sedangkan ada juga manusia yang suka
ketidakteraturan lebih memilih bangunan Dekonstruksi . Itu semua tergantung dari
keinginan pengguna bangunan tersebut . Jadi aliran Dekonstruksi tidak boleh
langsung memvonis kalau Arsitektur Modern itu jelek karena kaku ,monoton , dan
teratur .
Aliran ini
telah kehilangan kepercayaan kepada Tuhan karena terlalu mendewakan tokoh-tokohnya
karena tidak adanya figur yang disanjung akibatnya bangunan akan lebih dikenal
sebagai karya Si A , si B bukan alirannya . Timbul rasa kesombongan dan
keegoisan dari masing-masing perancang terhadap karyanya , semua merasa
karyanya yang paling agung .
Aliran ini
tidak rasional dan sesuai kenyataan , arsiteknya terlalu berimaginasi terlalu
tinggi sehingga seolah alam yang dihadapinya serasa di dalam mimpi bukan fakta
, padahal arsitektur bukan lukisan yang tidak nyata , namun arsitektur
digunakan oleh manusia dalam kenyataan .
Pengertian
Modernisme, Modernisasi dan Modernistas
Menurut Habermas dan Turner “modern” artinya adalah “kesadaran
akan zaman baru yang mambentuk dirinya sendiri dengan cara memperbaharui
hubungannya dengan masa lalu”. “Modernitas” dipahami sebagai “reaksi terhadap perubahan” (Lash
dalam Turner, 2003) melihat moderinitas sebagai “reaksi terhadap sesuatu yang
lama menuju perubahan yang lebih baik”.
Arsitektur modern
Arsitektur
modern tidak bermula dengan revolusi yang tidak dengan tiba – tiba membuang
yang pra modern dan menggantinya dengan geometris sebagai satu – satunya rupa
arsitektur, tetapi secara setahap demi setahap menghapuskan ornamen – ornamen
dan dekorasi yang digantikan oleh geometri.
Arsitektur modern diketahui
telah berkembang lebih kurang setengah abad, berawal kira – kira tahun 1920
hingga 1960 dan pada bulan September 1930 telah diadakan suatu konggres oleh CIAM
yang menghasilkan metode berpikir secara rasional untuk membangun kembali
bangunan – bangunan yang hancur akibat perang dunia II. Dalam hal ini mereka
menerapkan kecepatan dalam membangun (pabrikasi komponen bangunan), efisien,
ekonomis, dan rasional. Penekanannya pada rasionalitas. Bangunan yang demikian
ini dianggap mencerminkan fungsinya dan gejala ini melintasi batas negara dan
budaya, sehingga dapat dianggap bersifat Internasional.
Arsitektur modern mempunyai
pandangan bahwa arsitektur adalah ‘olah pikir’ dan bukan ‘olah rasa’ (tahun 1750),
dan ‘permainan ruang’ dan bukan ‘bentuk’. Sejalan dengan kemajuan teknologi
yang pesat ikut mempengaruhi arsitektur. Munculnya teknologi bahan bangunan
yang mendukung arsitektur modern. Misalnya kaca yang dapat digunakan untuk
mengekspresikan space atau ruang. Karena ciri – cirinya yang ‘ada tapi tak
terlihat’.
Selain itu untuk mewujudkan
kecepatan dalam membangun maka dilakukan dengan produksi masal bahan bangunan
sehingga mengakibatkan arsitektur modern dapat menembus batas budaya dan
geografis, dan arsitektur menjadi suatu gaya internasional serta bangunan –
bangunan di dunia menjadi seragam. Ornamen – ornamen dalam bangunan dianggap
suatu kejahatan dan klasisme yang pernah dipakai oleh kaum fasis dan nazi
menjadi symbol yang negatif dan perlu diolah.
I.
Arsitektur
Modern Barat
Perubahan mendasar terjadi antara lain dalam
ornamen atau hiasan ditempatkan dalam perspektif lebih bebas dibandingkan
dengan struktur dan ruang. Hiasan-hiasan untuk keindahan dalam arsitektur
klasik masih tetap menjadi aspek penting dalam masa akhir arsitektur klasik
ini, akan tetapi pencampuran berbagai gaya, konsep dan hiasan terlihat sangat
menonjol. Akhir arsitektur klasik disusul dengan timbulnya gaya Eklektikisme,
yang berarti mengambil unsur-unsur terbaik, digabung, dan disusun ke dalam satu
bentuk tersendiri. Setelah masa itu, dunia arsitektur berkembang lebih cepat
dimulai dari modernisme awal, fungsionalisme, internasionalisme, kubisme hingga
post-modern.
II. Arsitektur modern setelah tahun
1940
Tokoh-tokoh arsitektur
modern pada masa sebelumnya seperti Le Corbusier, Frank Llyod Wright, Mies van
der Rohe, Alvar Aalto, Kenzo Tange tetap menjadi pelopor. Mies masih tetap
konsisten dengan konsep minimal-ism,
menggunakan konstruksi baja dan kaca untuk bidang, pintu, dan jendela. Le
Corbusier cenderung merancang dalam bentuk-bentuk sculptural sensasional. Dan
Frank Llyod Wright masih tetap berkarya dengan gaya arsitekturnya yang khas.
III.
Arsitektur
puncak modern
a. Para empu arsitektur modern
Arsitektur pada puncak modern hadir tidak pada hanya 1 macam rupa
arsitektur, tetapi ada empat aliran besar yaitu:
Hugo Alfar Henrik Aalto
(Alvar Aalto) yang tradisionalis, Mempunyai
bentuk yang aneh tidak seperti bangunan pada umumnya, mengacu pada fungsi dan kebutuhan
ruang sesuai dengan kegiatannya. Kontras dalam bentuk dan warna yang menjadi cirri arsitektur modern. Menampilkan kompleks atau unit
bangunan yang indah dan menarik.
Menerapkan konsep “arsitektur organik”, dimana ruang dan bentuk
terpadu. Potongan dan pandangan dari luar secara bersamaan menyatu secara
meyakinkan dalam bentuk tiga dimensional dan ruang, diwujudkan dalam konstruksi beton spiral. Pada
puncak spiral terdapat kubah kaca yang menerangi semua ruangan secara alami.
Terdiri dari dua unit, yang berdiri di atas “landasan” yang denahnya juga kurva
mengikuti bentuk di atasnya.
yang fungsionalis,
·
Rumah tinggal Edith Farnsworth, Plano, Illinois, 1946-1951
·
Crown Hall, Illinois Institute of Technology, 1950-1956.
b. Degradasi arsitektur modern: dengan tertib – gubahan klasik.
Arsitektur modern
merupakan Internasional Style yang menganut Form Follows Function ( bentuk
mengikuti fungsi ). Bentukan platonic solid yang serba kotak, tak berdekorasi,
perulangan yang monoton, merupakan ciri arsitektur modern.
Gerakan yang mengarah ke keadaan suatu langgam dan selalu
berpedoman pada rasionalitas dan fungsionalitas ini, mengakibatkan reaksi dan
kritik dari masyarakat. Masyarakat merasa jenuh, dan keterasingan akan budaya
masa lalu mereka. Salah satu kerangka teoritis yang menonjol dalam menentang
doktrin arsitektur modern ini dikemukakan oleh Robert Venturi dalam bukunya :
Complexity and contradiction in Architecture. Kerangka teoritis tersebut adalah
‘less is bore’ yang menentang doktrin ‘less is more’ dari L. M. Van Der Rohe.
Karenanya arsitektur modern mengalami
kemerosotan popularitas, bahkan oleh beberapa arsitek dikatakan telah mati
dengan tanda resmi kematiannya; saat diledakkannya permukiman orang Negro ‘Pruit
Igoe’ karya Yamasaki di St. Louis pada tahun 1972.
Munculnya Arsitektur Post Modern
Pengertian
Post Modern
Postmodern bisa dimengerti sebagai filsafat, pola berpikir, pokok
berpikir, dasar berpikir, ide, gagasan, teori. Masing-masing mengherankan bila
ada yang menggelarkan pengertian sendiri tentang dan mengenai Postmodern, dan
karena itu tidaklah mengherankan bila ada yang mengatakan bahwa postmodern itu
berarti ‘sehabis modern’ (modern sudah usai); ‘setelah modern’ (modern masih
berlanjut tapi tidak lagi populer dan dominan); atau yang mengartikan sebagai
‘kelanjutan modern’ (modern masih berlangsung terus, tetapi dengan melakukan
penyesuaian/adaptasi dengan perkembangan dan pembaruan yang terjadi di masa
kini).
Awal Lahirnya Postmodern
Arsitektur Post Modern bermula dari kejenuhan masyarakat terhadap
arsitektur modern, maka timbullah gerakan pembenahan dari para arsitek
Arsitektur post modern ini muncul dalam tiga versi atau sub langgam yaitu:
purna modern, pasca modern, dan dekonstruksi (banyaknya pengertian maupun versi
tentang post modern ini memang telah membuat sejumlah pihak mengalami
kebingungan khususnya untuk menentukan siapa dan mana yang dapat dipercaya atau
dapat diandalkan sebagai yang benar).
Arsitektur purna modern dan neo modern merupakan hasil pemikiran
arsitektur untuk mengkoreksi degradasi yang terjadi. Pertanda pertama
berakhirnya arsitektur modern adalah dengan meninggalnya keempat empu
arsitektur modern. Selain itu juga karena adanya protes keras dari masyarakat awam
Eropa, mereka beranggapan bahwa suatu pembangunan yang didahului dengan
pembongkaran atau penghancuran tak perlu melibatkan campur tangan arsitek,
sembarang orang juga dapat melakukannya. Arsitek ditantang untuk membangun
tanpa merusak sehingga muncullah arsitektur purna modern yang mendamaikan
antara yang baru dan lama.
Interpretasi Arsitektur Post Modern
Dengan demikian mempelajari arsitektur Post Modern tidak bisa
tanpa melalui Arsitektur Modern karena Arsitektur Post Modern merupakan langkah
atau tindak lanjut terhadap evaluasi yang dilakukan mengenai arsitektur Modern.
Arsitektur Post Modern merupakan arsitektur yang telah melakukan feedback/umpan
balik terhadap Arsitektur Modern.
Konsep Arsitektur Postmodern
Arsitektur post-modern merupakan arsitektur yang berbeda pandangan
serta konsepnya terhadap arsitektur sebelumnya, yaitu Arsitektur modern.
Arsitektur modern mempunyai pandangan atau idiologi yang anti terhadap sejarah,
identitas atau pengenal, dan anti manusia sebagai elemen desain dalam
arsitektur. Sebaliknya, Arsitektur Post-modern berusaha memunculkan kembali
karakteristik sejarah, yang dilengkapi dengan jati diri atau identitas dan
berusaha memperlihatkan ciri arsitektur yang dekoratif serta elemen-elemen
tambahan guna lebih mengesankan keindahan arsitektur tersebut. Arsitektur
Post-modern banyak mengambil langgam-langgam arsitektur lama, karena menganut
pemahaman bahwa Arsitektur post-modern merupakan bagian dari perjalanan sejarah
manusia atau berhubungan dengan seni (art history). Gaya yang dipakai biasanya
adalah langgam arsitektur Yunani sampai dengan Neo-klasik. Langgam-langgam yang
selalu dihadirkan dalam perancangan arsitektur post-modern selalu bervariasi.
ARSITEKTUR NEOMODERN
Awal
Lahirnya Arsitektur Neomodern
Bermula dari runtuhnya arsitektur modern terakhir yang disebut
juga “International Style”,
arsitektur postmodern terus berkembang menjadi banyak aliran. Diantaranya yaitu aliran
Neo Modern. Aliran Neo Modern muncul pada masa antara tahun 1980 seiring
dengan perkembangan jaman sejak dinyatakannya kematian arsitektur modern (1975)
dan kemudian ditandai munculnya bangunan-bangunan baru postmodern. Neo Modern
juga berkembang bersamaan dengan aliran Dekonstruksi dimana arsitek-arsitek
besar pada masa itu seperti Frank Gehry, Peter Eisenman, Rem Koolhaas, Bernard
Tschumi, Zaha Hadid, Fumihiko Maki, Kazuo Shinoara, dan lain-lain yang
menghasilkan karya-karya Neo Modern dan Dekonstruksi. Karya-karya arsitektur
Neomodern sangat bertentangan dengan sifat klasik (clasissism).
Tidak ada komentar:
Write komentar